Bangunan yang dianggap sebagai "acropolis" Makau ini
merupakan bangunan bekas Gereja St Paul's yang dibangun pada tahun 1580. Gereja
St. Paulus mengalami kebakaran pertama pada tahun 1595 dan disusul pada tahun 1601.
Rekosntruksi dilakukan pada tahun 1602 dan selesai pada 1637. Pada saat itu
gereja ini menjadi gereja Katolik terbesar di Asia Timur. Kebakaran melanda
lagi pada tahun 1835 sehingga menyisakan fasad bangunan yang kini bisa dikunjungi
wisatawan. Padahal konon, gereja ini dibangun dengan batu putih dan memiliki
atap berkubah besar.
Fasad depan gereja ini
menampilkan ukiran yang berkaitan dengan kisah gereja Katolik di Asia lengkap
dengan beberapa gambar naga dan kapal berlayar. Tidak itu saja, ukiran-ukiran
dan ornamen Ruins of St. Paul’s Church
juga menunjukkan campur tangan budaya China dalam pembangunanya. Reruntuhan
gereja ini diperindah dengan 66 anak tangga yang mengarah ke pintu utama.
Dilihat dari kejauhan, gereja ini tampak anggun dan megah. Sejak tahun 2005, Ruins of St. Paul’s Church menjadi situs
warisan dunia UNESCO, itu sebabnya bangunan tua ini benar-benar dipelihara oleh
otoritas setempat. Jika Anda melewati hingga bagian belakang reruntuhan, Anda
akan melihat tiang penyangga dari beton dan baja yang digunakan untuk menopang
bangunan. Tangga baja inilah yang memungkinkan wisatawan untuk naik ke
reruntuhan gereja bagian atas dari belakang. Selain itu, kita juga dapat
mengunjungi makam tempat relikui dari para martir Jepang dan Vietnam kini
beristirahat. Disini juga ada museum seni suci tempat lukisan, pahatan dan
benda-benda upacara dari gereja-gereja dan biara-biara di kota ini dipamerkan.
Mengamati lebih detail
tentang fasadnya yang tersisa, bangunan muka gereja ini terdiri dari lima
tingkatan. Tingkatan pertama terdiri dari sepuluh kolom pilar ikonik khas
arsitektur klasik Yunani pada abad ke-5 sebelum Masehi dengan tiga buah pintu
besar. Di atas pintu paling tengah terdapat ukiran bertuliskan "Mater
Dei" yang berarti Bunda Allah. Sedangkan di atas dua pintu lainnya
terlihat relief simbol IHS yang merupakan singkatan dari bahasa latin,
"Iesus Hominum Salvator" yang berarti "Yesus Juru Selamat
Manusia". Tingkat kedua terdapat sepuluh kolom pilar Korintus dengan tiga
jendela.
Patung santo pelindung
umat Katolik terlihat dibingkai dalam empat tabernakel. Kedua tingkatan secara
keseluruhan untuk mewakili Serikat Yesus dan kegiatan misionaris. Di tengah
tingkat ketiga berdiri patung Bunda Maria bersanding dengan relief malaikat,
setan, dan sebuah kapal layar Portugis. Sedangkan patung Yesus berdiri di atas
tingkat keempat bersanding dengan relief simbol penyaliban. Di tingkat paling
atas kombinasi segitiga dari tiga tingkatan atas mencerminkan Tritunggal
Mahakudus (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) serta Santa Perawan Maria.
Selain menggambarkan
kisah-kisah tentang agama katolik, relief dan ukiran yang ada di Gereja St.
Paul juga menggambarkan kebudayaan Cina seperti patung yang berbentuk singa
yang ada di salah satu sisi di tingkat ketiga dan keempat. Ada juga relief dan
ukiran yang berbentuk naga, buah ceri dan bunga krisan, yang akrab banget sama
kebudayaan Cina. Karena pencampuran antara kebudayaan Cina dan Portugis
terdapat di Gereja St. Paul, gereja ini merupakan perpaduan sempurna antara
budaya barat dan timur.
0 komentar:
Posting Komentar