Kota Shenzhen yang merupakan salah satu kota di Propinsi Guandong dan memiliki luas 2020 km2 atau lima kali Pulau Batam atau sepertiganya Pulau Bali, terletak di wilayah administratif Provinsi Guangdong, Republik Rakyat China. Bermula dari sebuah desa nelayan, kini Shenzhen adalah pusat industri di China.Shenzhen pada masa lalu adalah sebuah desa kecil di perbatasan kota. Dalam perkembangannya, desa nelayan ini berubah menjadi sebuah kawasan ekonomi khusus di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping sejak 1979.
Deng Xiaoping adalah
salah seorang pemimpin China yang mengenalkan mekanisme pasar ala negara
sosialis. Beberapa literatur mencatat, untuk melengkapi infrastruktur di
Shenzhen, Deng Xiaoping mempekerjakan 20.000 insinyur, belum termasuk buruh.
Beberapa perubahan yang
dilakukan oleh Deng Xiaoping yaitu kemudahan perizinan. Pada 1992,
barang-barang dari luar negeri yang masuk ke Shenzhen tidak memerlukan
pengujian dan persetujuan. Cukup dengan deklarasi langsung kepabeanan. Selain
kemudahan perizinan, seperti lazimnya kawasan ekonomi khusus di dunia, Shenzhen
menerapkan tarif pajak sangat rendah. Deng Xiaoping juga menggenjot pembangunan
infrastruktur seperti listrik, jembatan, jalan, kereta cepat, transportasi publik,
dan lain sebagainya.
Kini, Shenzhen sangat
maju dalam industri manufaktur. Berbagai produk elektronik diproduksi dari
wilayah ini, seperti robot, micro-controller based project, ponsel,
laptop, hingga industri informasi dan telekomunikasi (ICT).
Infrastruktur dalam
bidang energi dan transportasi di Shenzhen sudah sangat maju. Shenzhen yang
telah mencanangkan sebagai ‘Green City’, benar-benar dengan komitmen penuh
seluruh ‘stekaholders’ ikut menjalankannya. Energi yang dikembangkan secara
besar-besaran adalah energi ramah lingkungan, sehingga sumber energi yang
berasal dari matahari (LTS, Listrik Tenaga Surya), angin, mikro hidro dan
lainnya banyak dikembangkan.
Taksi dan bus-bus umum
juga banyak yang menggunakan energi listrik. Taksi yang menggunakan daya
listrik ini dengan ciri warna biru dan bertuliskan ‘e-taxi’. Listrik untuk
memutar mesin kendaran tersebut apabila di charger selama satu jam, itu dapat
digunakan untuk berjalan sejauh 300 km. Saat ini motor listrik yang masih boleh
dijalankan, itupun di ruas jalan raya secara terbatas. Walaupun jalan raya di
Kota Shenzhen lebar-lebar atau setidaknya ada 4 lajur, dan tidak ada yang
mengalami kemacetan sama sekali, namun masyarakatnya lebih dari 80% menggunakan
fasilitas transportasi umum, utamanya subway/metro, bus umum, dan taxi, untuk
menunjang aktivitas hariannya. Transportasi umum terutama subway, banyak
digunakan masyarakat, karena faktor; kenyamanan, keamanan, tepat waktu,
efisien, dan murah.
Yang menarik dari tata
kota Shenzhen adalah pengelompokan bangunannya, di sini ada Zona Perdagangan
Bebas Shenzhen ( Shenzhen Free Trade Zone) dan Kawasan Industri Teknologi
Tinggi ( Shenzhen High-Tech Industrial Park). Perguruan Tinggi pun terkumpul
dalam satu kawasan besar. Sebanyak 8 (delapan) perguruan tinggi terkumpul
di kawasan ini, sehingga mereka bisa saling berbagi dalam penyediaan fasilitas
mahasiswa seperti kolam renang, aula, gedung olah raga, asrama mahasiswa, taman
dan sebagainya. Sekali lagi lingkungan asri menghiasi kawasan ini, taman tertata
rapi dilengkapi dengan danau yang banyak sekali ikanya. Kawasan ini mudah
dijangkau karena adanya bus kampus dan stasiun kereta bawah tanah (dalam
penyelesaian).
0 komentar:
Posting Komentar